Ayatayat Alkitab yang dipilih sendiri ini akan membantu Anda memahami siapa diri Anda dan bagaimana Anda bisa berhasil menavigasi kehidupan Kristen. Renungkan mereka, hafalkan mereka dan biarkan kebenaran yang memberi hidup mereka meresap jauh ke dalam roh Anda. Pengembangan diri Dewa penciptaan membuat dirinya dikenal oleh kita melalui Alkitab.
80 FOLLOW untuk mengikuti artikel-artikel mencerahkan Follow Us IslamLib – Dalam Quran tidak ada satu pun ayat yang secara eksplisit menolak lesbian, gay, biseksual, dan transgender LGBT. Pun sebaliknya, tidak ada ayat yang secara terang benderang menerimanya. Karena itu setiap orang berhak untuk menggali makna yang lebih relevan dan humanis tentang persoalan yang kerap menuai pro dan kontra ini. Tulisan ini akan mengurai ayat-ayat Quran yang kerap dipahami sebagai “dalil larangan LGBT”, dan menawarkan ayat yang dapat dijadikan “dalil diterimanya LGBT” dalam Islam. Pendapat yang menolak LGBT semuanya berdasarkan pada ayat-ayat yang menceritakan tentang kisah nabi Luth, seperti dalam QS. Al-A’raf 80-81. Pesan yang hendak disampaikan dalam kisah ini bukan sebagai larangan LGBT, tapi sebagai “cerita penghibur” untuk menguatkan mental Nabi Muhammad dalam berdakwah yang ditolak masyarakat golongan Quraisy. Pesan demikian dapat ditangkap apabila ayat tersebut kita baca secara utuh, yakni dengan memperhatikan konteks historisnya sabab an-nuzûl, dan hubungannya dengan ayat sebelum dan sesudahnya munâsabah baina al-âyi. Ayat tersebut diturunkan di Makkah pada saat dakwah nabi ditolak, terutama oleh para pembesar suku Quraisy. Karena itu, melalui serangkaian ayat sebelum dan sesudahnya yang berisi tentang kisah para rasul yang mengalami penolakan dari umatnya, Nabi dimotivasi untuk tidak patah semangat dalam berdakwah menegakkan Hak Asasi Manusia dan membela kaum lemah yang termarginalkan mustadl’afîn sebagaimana para pendahulunya. Baca QS. Al-A’râf 34-186. Pemahaman ini dibuktikan juga dengan penyebutan kata “Luth” dalam Quran yang diungkapkan sebanyak 27 kali, semuanya muncul dalam narasi kisah perjuangan seorang rasul yang ditolak umatnya. Lihat dalam QS. Hûd 70, 74, 77, 81, 89, QS. Al-Hijr 59, 61, QS. Al-Hajj 43, QS. Asy-Syu’arâ` 160, 161, 167, QS. An-Naml 56, QS. Al-Ankabût 26, QS. Shâd 13, QS. Qâf 13, QS. Al-Qamar 33, 34, QS. At-Tahrîm 10, QS. Al-An’âm 86, QS. Al-A’râf 80, QS. Al-Anbiyâ` 71, 74, QS. An-Naml 54, QS. Al-Ankabût 28, 32, 33, QS. Ash-Shâffât 133. LGBT dalam Quran justru mendapatkan tempatnya jika kita menyadari bahwa keragaman orientasi seksual bagian dari sesuatu yang bersifat bawaan alamiah, tabiat. Dalam QS. Al-Isrâ` 84 dinyatakan Katakanlah Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya syâkilatih masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Kata syâkilah dalam kamus Lisânu al-Arab memiliki makna ciptaan khalîqah, bentuk asy-syakl, haluan tharîqah, orientasi jadîlah. Ibnu Mandhûr, 1414 vol. XI, hal. 357. Dalam Quran juga ada janji bahwa kelak penghuni sorga akan didampingi anak-anak muda cakep yang tak akan pernah berubah menjadi tua atau disebut dengan wildân mukhalladûn Lihat misalnya QS. Al-Wâqi’ah 17, QS. Al-Insân 19, Ath-Thûr 24. Jadi, janji Quran tentang kehidupan di sorga kepada masyarakat Arab masa nabi Muhammad, tidak hanya bidadari atau hunian yang di bawahnya ada sungai yang mengalir, tapi disediakan juga anak-anak muda berwajah tampan. Janji Quran erat kaitannya dengan kondisi masyarakat yang diajak berbicara, artinya disesuaikan dengan imajinasi masyarakat dimana Quran diturunkan. Dalam perkataan lain, ketika Quran diwahyukan ada banyak lelaki yang memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak muda tampan. Karena itu Quran menjanjikan demikian. Dalam QS. An-Nur 31 yang berbicara perintah menutup aurat disebutkan bahwa perempuan beriman boleh membuka auratnya antara lain di hadapan “ghairi ulil irbah minar rijal lelaki yang tidak punya nafsu syahwati terhadap perempuan.” Para mufassir berbeda pendapat tentang siapa yang dimaksud dalam penggalan ayat tersebut. Sebagian mufassir memaknainya sebagai lelaki tua yang tidak punya gairah lagi terhadap perempuan. Sedangkan menurut Mujahid, yang dimaksud dalam ayat itu adalah orang bodoh atau pandir al-ablah. Semenetara menurut Ikrimah, istilah tersebut bermakna lelaki yang kecenderungan seksualnya terhadap sesama jenis atau waria al-mukhannats. Ath-Thabari 2000, vol. XIX, hal. 161-163. Respons Quran terhadap lelaki yang punya hasrat seksual terhadap sesama jenis ini menunjukkan bahwa LGBT bagian dari kewajaran, atau dalam istilah QS. Al-Isrâ` 84 di atas sebagai syâkilah, bentuk keragaman orientasi seksual yang tak perlu diingkari. Perbedaan yang menjadi fitrah tak perlu dipertengkarkan dan diperebutkan kebenarannya, karena dalam wilayah seperti ini yang tahu kebenaran hakikinya hanya Allah, fa rabbukum a’lamu bi man huwa ahdâ sabîlâ. Kewajaran ragam orientasi seksual seperti ini diperkuat dengan beberapa riwayat yang menginformasikan bahwa dalam sejarah Islam banyak orang yang menyalurkan hasrat seksualnya kepada sesama jenis. Seperti dikutip Muhammad Jalal Kisyk dalam bukunya, Khawâthir Muslim fî al-Mas`alah al-Jinsiyyah, Ibnu Hazm menginformasikan bahwa Muhammad putra dari Abdurrahman bin al-Hakam, pahlawan perang, ketika memegang tampuk kerajaan menggantikan ayahnya memiliki menteri al-wazîr dua anak muda berwajah tampan yang setiap malam salah satu darinya menemani tidur bersamanya. LIKE untuk mengikuti artikel-artikel mencerahkan Hal ini pernah diketahui oleh Abî Abbâs ketika menginap di istananya. Malam itu Abî Abbâs menyaksikan dua anak muda tampan dipanggil Muhammad bin Abdurrahman bin Hakam. Muhammad bin Abdurrahman mengundang salah satu dari menteri yang berwajah tampan itu masuk ke dalam kamarnya, dan Muhammad dalam keadaan baju terbuka. Lalu setelah anak muda tampan itu masuk ke kamar tempat tidur Muhammad, Muhammad menutup pintu. Keduanya berada dalam satu kamar. Kisy 1992 hal. 161-162. Kisah-kisah roman sesama jenis dalam literatur Arab Islam, khususnya Âdab humaniora sangat mudah dijumpai. Cinta sesama jenis, homoseksual, atau dalam istilah yang lebih kekinian dan mencakup banyak ragam orientasi seksual, LGBT, bagian dari ragam yang tak perlu disingkirkan. Itu bagian dari ciptaan Tuhan seperti yang diserukan Quran. AyatAlkitab tentang Kasih. 1. Roma 13:8. Ayat 8 : " Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat .". Hukum kasih terlihat dari kata -kata di buku Roma yang menekankan pentingnya mengasihi. Kategori LGBTLGBT atau GLBT adalah akronim dari “lesbian, gay, biseksual, dan transgender”. Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa “komunitas gay” karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan. Pandangan Kristen Mengenai Homoseksual, Ayat Alkitab Tentang LGBT FAQLGBTPada kesempatan kali ini, akan membasah tentang permasalahan LGBT menurut pandangan Kristen, khususnya Ayat baca AlAn'âm 86, QS. Al-A'râf 80, QS. Al-Anbiyâ` 71, 74, QS. An-Naml 54, QS. Al-'Ankabût 28, 32, 33, QS. Ash-Shâffât 133). LGBT dalam Quran justru mendapatkan tempatnya jika kita menyadari bahwa keragaman orientasi seksual bagian dari sesuatu yang bersifat bawaan (alamiah, tabiat). Dalam QS. Al-Isrâ` 84 dinyatakan:

Inilah 8 ayat Alkitab yang menentang LGBT lesbian, gay, bisexual, transgender. Kamu pasti tahu bahwa saat ini para pendukung dan mereka yang terlibat secara aktif di LGBT mulai terang-terangan mengumbar diri mereka di media, baik melalui TV atau Online. Alkitab jelas mencatat bahwa Tuhan menciptakan manusia adalah laki-laki dan perempuan. Itu adalah blue print alias cetak biru dari Tuhan mengenai kelangsungan hidup manusia di bumi. Perintah Tuhan jelas bahwa kita harus beranak cucu dan memenuhi bumi serta menaklukannya. Namun manusia menipu dirinya sendiri dan menjadi menyimpang dari rencana Tuhan. Jika kamu masih ragu apakah ada ayat Alkitab yang menyatakan menentang LGBT, ini adalah 8 ayat Alkitab yang Tuhan sudah berikan untuk menentang praktek lesbian, gay, biseksual dan transgender. 1 Kejadian 127-28 127 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 128 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Disana dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yaitu laki-laki dan perempuan. Tuhan memberi perintah yang jelas bahwa kita haris beranakcucu dan bertambah banyak. Apakah laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan keturunan? Tentu saja tidak. 2 Kejadian 218-25 218 TUHAN Allah berfirman “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 219 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 220 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 221 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 222 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 223 Lalu berkatalah manusia itu “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku . Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki.” 224 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 225 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu. Penolong yang sepadan. Tuhan memberikan kepada Adam penolong yang sepadan yaitu Hawa, bukan Bambang atau Rudi. 3 Kejadian 194-5 194 Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang lelaki dari kota Sodom itu, dari yang muda sampai yang tua, bahkan seluruh kota, tidak ada yang terkecuali, datang mengepung rumah itu. 195 Mereka berseru kepada Lot “Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka. Konteks dalam ayat ini adalah bahwa masyarakat kota Sodom mereka menganut paham gay atau seks dengan sesama jenis. Hal itu terbukti saat malaikat yang datang di kota Sodom mereka hendak melakukan hubungan seks sesama jenis dengan para malaikat. Karena itulah Tuhan memusnahkan kota Sodom dan Gomora. 4 Imamat 1822 mencatat “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” Tuhan sudah jelas melarang persetubuhan laki-laki dengan laki-laki, demikian juga sebaliknya. 5 Markus 106-8 106 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 107 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 108 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Yesus sendiri mengatakan bahwa sejak awal dunia Allah menciptakan laki-laki dan perempuan. 6 Imamat 2013 Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. Perjanjian lama mengatakan bahwa hukuman untuk pelaku LGBT adalah hukuman mati. 7 Roma 125-27 125 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. 126 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. 127 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki , dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka Melakukan LGBT sama dengan melupakan pencipta kita dan bahkan karena itu Tuhan menyerahkan manusia kepada hawa nafsu dan semakin sesat. 8 Ibrani 134 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. Tuhan mau kita menguduskan perkawinan dengan tidak melakukan kecemaran seperti yang dilakukan oleh kaum LGBT.

InilahArti Yesus sebagai Tuhan Yang Perlu Diperhatikan. Review by : Redaksi Tuhan Yesus Org. Beberapa hal dengan kebangkitan dan pengangkatan Yesus dalam kemuliaan di Sorga sebagai Kristus Kosmik. Perlu kita memahami penegasan perjanjian baru bahwa Kristus adalah seorang Tuhan. Dinyatakan oleh pengakuan Iman Nikea di dalam Butirnya yang kedua
Artikel ini membahas tentang alasan mengapa orang Kristen menolak LGBT. Ada banyak alasan mengapa orang Kristen menolak LGBT. Seperti kita tahu, isu LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender bukan lagi hal yang asing bagi kita saat ini. Isu ini bukan hanya ada di luar negeri, di Indonesia pun sudah ramai dibicarakan serta menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Hal ini terutama setelah kaum LGBT mulai berani menunjukkan jati diri mereka serta menuntut hak-hak mereka dihormati. Baca juga 10 Ayat Alkitab Yang Menentang LGBT Di kalangan gereja sendiri isu LGBT masih menjadi tantangan tersendiri. Pada umumnya gereja menolak keberadaan LGBT, namun sebagian gereja justru menerimanya dengan alasan Hak Azasi Manusia. Juga, karena mereka merasa Alkitab tidak menolak keberadaan kaum LGBT. Bagaimanakah sebenarnya pandangan Alkitab terhadap LGBT ini? Bagaimana seharusnya pandangan Gereja terhadap LGBT? Atau bagaimana LGBT menurut pandangan Kristen seharusnya? Apakah ayat-ayat Alkitab menentang LGBT? Baca juga 10 Fakta Tentang Poligami Menurut Alkitab Jika kita teliti, maka jelas kita akan menyimpulkan bahwa Alkitab secara tegas menolak LGBT. Jika kita perhatikan, ada sekitar dua puluh bagian atau ayat-ayat Alkitab yang menentang LGBT, khususnya yang berkaitan dengan homoseksual/gay cinta sesama laki-laki dan lesbian cinta sesama perempuan. Baca juga 25 Tokoh Alkitab Yang Berpoligami Kedua puluh ayat-ayat Alkitab yang menentang LGBT tersebut terdapat baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Karena itulah kita orang Keisten punya banyak alasan kuat untuk menolak LGBT. Dalam artikel kali ini akan dibahas 5 alasan mengapa orang Kristen menolak LGBT. Berikut pembahasannya. 1. LGBT Tidak Sesuai Dengan Rancangan Tuhan Dalam Penciptaan Manusia Alasan pertama mengapa orang Kristen menolak LGBT, khususnya homoseksual, adalah karena LGBT Tidak Sesuai Dengan Rancangan Tuhan Dalam Penciptaan Manusia. Dalam Kejadian 217-18 dengan jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan, dan bahwa mereka diberkatiNya serta diperintahkanNya untuk beranak cucu dan bertambah banyak. Jadi Tuhan hanya memberkati laki-laki dengan perempuan, bukan memberkati laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan perempuan. Dalam ayat itu juga dengan jelas disebutkan bahwa Tuhan menciptakan pasangan yang sepadan dengan Adam. Dan yang diciptakanNya bagi Adam adalah Hawa, seorang perempuan. Hal ini berarti bahwa sesuai rencana Tuhan, pasangan yang sepadan bagi seorang laki-laki adalah perempuan, bukan laki-laki. Dan pasangan yang sepadan bagi seorang perempuan adalah laki-laki, bukan perempuan. 2. Tuhan Melarang Keras Praktik LGBT Alasan kedua mengapa orang Kristen menolak LGBT, khususnya homoseksual, adalah karena Tuhan Melarang Keras Praktik LGBT. Tuhan melarang keras umatNya melakukan hubungan seksual sesama laki-laki Imamat 1822. Para lelaki Israel dilarang untuk berhubungan seksual sebagaimana mereka melakukannya dengan perempuan istri mereka. Ini adalah ayat yang sudah sangat jelas tentang larangan berhubungan seksual dengan sesama jenis, sesama laki-laki. Alasannya adalah karena hal itu suatu kekejian bagi Tuhan. Melakukan hubungan seksual di antara laki-laki adalah kebiasaan bangsa Kanaan, sehingga mereka Tuhan lenyapkan dari negeri mereka dan memberikannya kepada bangsa Israel. Karena itu orang Irael tidak boleh meniru kelakuan bejat bangsa Kanaan itu agar mereka pun jangan dimusnahkanNya dari negeri itu Imamat 1824-30. 3. Tuhan Juga Menghukum Keras Praktik LGBT Alasan ketiga mengapa orang Kristen menolak LGBT, khususnya homoseksual, adalah Karena Tuhan juga menghukum Keras para pelaku LGBT. Tuhan bukan hanya melarang keras praktik LGBT, tetapi juga menghukum keras para pelaku LGBT. Dalam Imamat 2013, Tuhan menegaskan hukuman bagi para homoseksual, yakni hukuman mati! Di Perjanjian Lama, tidak semua dosa diganjar dengan hukuman mati, hanya dosa-dosa yang dianggap masuk kategori “dosa berat”. Dosa-dosa yang bisa diganjar dengan hukuman mati di Israel antara lain adalah perzinahan, pemerkosaan, dan homoseksual. Dengan demikian, karena diganjar dengan hukuman mati, maka homoseksual termasuk dosa berat pada zaman Israel. Hukuman mati di sini tentu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bagi orang Israel. Bahwa Tuhan menghukum keras para pelaku homoseksual juga nyata dari kemusnahan Sodom dan Gomora, dua kota yang terkenal karena dosa homoseksual mereka di hadapan Tuhan Kejadian 191-28. Dari kata Sodom inilah berasal istilah “sodomi”, yang artinya hubungan seksual sesama laki-laki. Baca 10 Hukuman Tuhan Terbesar Di Alkitab Hukuman yang sama diterima oleh para lelaki dari suku Benyamin karena mencoba memperkosa orang Lewi dan pelayannya laki-laki. Tuhan menghukum suku Benyamin sehingga hampir musnah Hakim-hakim 1914-29. Pages 1 2
Tidakadanya satu ayat/kisah Alkitab yang secara ansih atau tidak ansih yang mendukung keberadaan homoseksual, sementara ada beberapa ayat/kisah Alkitab yang menolak dan mengutuk homoseksual. Gereja-gereja yang ada masih berada dan sangat kental dengan pemahaman (budaya) heteroseksual, sehingga jika pola homoseksual yang kuat di dalam LGBT
ArticlePDF AvailableAbstractThe LGBT phenomenon is increasingly spreading among the wider community. The existence of social media allows everyone to access information quickly and easily. The church, which is directly related to the social environment, also takes an attitude towards this phenomenon. There are many different attitudes raised by a particular church or denomination. Therefore, this paper aims to find out carefully about the Bible's view of LGBT as the basis for forming a Christian ethical paradigm. The result of this research is that LGBT acts are a sin in God’s view. God does not want people to commit LGBT acts. But on the other hand, as an agent that embodies the application of God's love, the church is required to continue to follow LGBT people and provide faith formation and preventive measures to the congregation. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1 December 2020 Jurnal Teologi JUTEOLOG e-ISSN 2775-4006 p-ISSN 2774-9355 LGBT dalam Perspektif Alkitab Sebagai Landasan Membentuk Paradigma Etika Kristen terhadap Pergaulan Orang Percaya Christian Bayu Prakoso1 Aji Suseno2 Yonatan Alex Arifianto3 Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia, christianbayu Recommended Citation Turabian 8th edition full note Christian Bayu Prakoso, Yonatan Alex Arifianto, and Aji Suseno, “LGBT Dalam Perspektif Alkitab Sebagai Landasan Membentuk Paradigma Etika Kristen Terhadap Pergaulan Orang Percaya,” Jurnal Teologi JUTEOLOG 1, no. 1 December 29, 2020 1, accessed August 6, 2021, American Psychological Association 7th edition Prakoso et al., 2020, p. 1 Received 28 November 2020 Accepted30 November 2020 Published29 December 2020 This Article is brought to you for free and open access by Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Yogyakarta. It has been accepted for inclusion in Christian Perspectives in Education by an authorized editor of Jurnal Teologi JUTEOLOG. For more information, please contact juniorichson1995 Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Abstract The LGBT phenomenon is increasingly spreading among the wider community. The existence of social media allows everyone to access information quickly and easily. The church, which is directly related to the social environment, also takes an attitude towards this phenomenon. There are many different attitudes raised by a particular church or denomination. Therefore, this paper aims to find out carefully about the Bible's view of LGBT as the basis for forming a Christian ethical paradigm. The result of this research is that LGBT acts are a sin in God‟s view. God does not want people to commit LGBT acts. But on the other hand, as an agent that embodies the application of God's love, the church is required to continue to follow LGBT people and provide faith formation and preventive measures to the congregation. Keywords LGBT, Christian Ethic. Abstrak Fenomena LGBT kian menyebar di kalangan masyarakat sosial media membuat setiap orang dapat mengakses informasi dengan cepat dan yang berhubungan langsung dengan lingkungan sosial turut mengambil sikap terhadap fenomena banyak perbedaan sikap yang dimunculkan oleh gereja atau denominasi sebab itu, tulisan ini bertujuan untuk menggali dengan seksama tentang pandangan Alkitab terhadap LGBT sebagai landasan membentuk paradigm etika dari penelitian ini adalah tindakan LGBT adalah dosa di hadapan tidak menghendaki manusia untuk melakukan tindakan LGBT. Namun di sisi lain, sebagai agen yang menjadi wujud penerapan kasih Allah, gereja dituntut untuk tetap mengasihi kaum LGBT dan memberikan pembinaan iman dan langkah preventif kepada jemaat. Kata Kunci LGBT, Etika Kristen PENDAHULUAN LGBT Lesbian, Gay, Biseksual and Transgender pada ada zaman ini, santer menjadi bahan pembicaraan itu dapat dilihat dari berita yang muncul baik melalui media cetak maupun LGBT semakin meluas seirama dengan dilegalkannya pernikahan sejenis di Negara Amerika Serikat. Seperti yang dilansir oleh Mahkamah Agung Amerika legalkan Pernikahan Sejenis WSJ 2015, Taiwan Negara Asia Pertama Legalkan Pernikahan SejenisKoagouw 2019, dan Pesta Seks Sesama Jenis, tiga pria digrebek Polisi di Surabaya Faizal 2018. Cikal bakal lahirnya gerakan ini adalah pembentukan “Gay Liberation Front” GLF di London tahun 1970. Gerakan ini terinspirasi dari gerakan pembebasan sebelumnya di Amerika Serikat tahun 1969 yang terjadi di Stonewall Spencer 2011447. Pada akhir tahun 1960-an, gerakan LGBT mulai berkembang melalui kegiatan organisasi yang dilakukan oleh kelompok wanita transgender, atau yang kemudian dikenal sebagai waria atau banci. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Mobilisasi kaum gay dan lesbian terjadi pada tahun 1980-an, melalui penggunaan media cetak dan pembentukan kelompok-kelompok kecil di seluruh Indonesia. Mobilisasi ini semakin berkembang pada tahun 1990-an, termasuk pembentukan berbagai organisasi di lebih banyak tempatUSAID-UNDP 20144. Sedangkan Kaum LGBT dengan orientasi dan identitas homoseksual muncul di kota-kota besar di Indonesia pada awal abad ke-20. Homoseksualitas merupakan penyimpangan seksual yang semakin merebak terjadi dewasa ini, termasuk pelakunya adalah orang Kristen Tolanda and Ronda 2011. Homoseksualitas kini tidak lagi hanya dipahami sebagai bentuk perilaku melainkan sebagai suatu bentuk orientasi seksual yang muncul di luar kehendak manusia Halim 2017 Gereja yang terintegrasi dengan kehidupan bermasyarakat pun juga ikut terdampak dengan keberadaan kaum LGBT. Hal ini terjadi oleh karena adanya berbagai kegiatan komunitas LGBT yang semakin berani menampakkan eksistensinya di tengah kehidupan bermasyarakat. Perkembangan homoseksual semakin melaju pesat oleh karena perkembangan teknologi, khususnya platform media sosial. Platform sosial media dirasa aman oleh kaum LGBT karena dapat menyembunyikan identitas platform sosial media yang digunakan di antaranya whatsapp, twitter, line, instagram, dan platform-platform spesifik untuk kaum LGBT. Karakteristik seseorang sangat dipengaruhi oleh budaya yang sedang saat ini, manusia hidup di sebuah era yang dinamakan era digital. Berdasarkan data dari situs Hootsuite, masyarakat Indonesia yang menggunakan internet sampai dengan Januari 2020 adalah sebesar 174,5 juta orang 64 %. Sedangkan, pengguna media sosial di Indonesia ada di angka 160 juta pengguna 59%.Bahkan, oleh karena adanya pandemi covid-19 ini, data Bulan April menunjukan adanya peningkatan penggunaan media sosial yang cukup internet dapat menjadi media penyebaran pengaruh LGBT. Respon gereja sangatlah satu yang cukup menggemparkan adalah munculnya sikap PGI Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia telah mengeluarkan sikap terhadap keberadaan kaum homoseksualitas. Dalam poin 6 PGI menyampaikan pesan sebagai berikut “Berkenaan dengan LGBT, Alkitab memang menyinggung fenomena LGBT, tetapi Alkitab tidak memberikan penilaian moral-etik terhadap keberadaan atau eksistensi mereka. Alkitab tidak mengeritisi orientasi seksual seseorang. Apa yang Alkitab kritisi adalah perilaku seksual yang jahat dan eksploitatif yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk yang dilakukan kaum heteroseksual, atau yang selama ini dianggap „normal‟.PGI 2016Dan atas Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 pertimbangan itulah pada poin 12 PGI menyampaikan pesan sebagai berikut PGI menghimbau agar gereja-gereja, masyarakat dan negara menerima dan bahkan memperjuangkan hak-hak dan martabat kaum LGBT. Kebesaran kita sebagai sebuah bangsa yang beradab terlihat dari kemampuan kita menerima dan menolong mereka yang justru sedang mengalami diskriminasi dan ketidakadilan PGI 2016, dan hal itu membuat homoseksual dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak berdosa Halim 2017. Tubuh, seks, jenis kelamin, dan kepuasan seksual, pada dasarnya diciptakan Allah sangat baik, mulia dan suci dan dengan tujuan yang baik, dan ini juga merupakan gambar Allah. Akibat kejatuhan manusia pertama kedalam dosa maka gambar Allah menjadi rusak, sehingga Tubuh, seks, jenis kelamin, kepuasan seksual kehilangan peranannya. Banyak penyimpangan seksual yang berkembangan saat ini, dan sudah sangat meresahkan di dalam masyarakat Purnama and Tarigan 2011. Melihat fenomena di atas, tulisan ini berusaha melihat fenomena LGBT dalam prespektif Alkitab yang adalah Firman Allah, otoritas tertinggi dalam menentukan sebuah tindakan atau etika Kristen. Sebab Dalam ajaran Kristen yang dominan diyakini umat, perilaku homoseksual adalah sebuah dosa dan benar-benar mendukakan hati Tuhan Subekti, Triwijati, and Mulya 2020. METODE Penelitian dalam paper ini menggunakan penelitian pustaka dengan pendekatan kualitatif deskriptif Zaluchu 2020, Langkah pertama, penulis menjelaskan tentang sejarah homoseksual. Kemudian, penulis menggali ayat-ayat Alkitab yang berbicara mengenai LGBT. Terakhir penulis akan menunjukan implikasi pandangan Alkitab tetang LGBT terhadap pembentukan etika Kristen. Penulis akan memanfaatkan berbagai sumber, seperti Alkitab, buku, jurnal, tafsiran, dan artikel ilmiah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal tersebut dilakukan untuk memperkaya kajian yang dilakukan oleh penulis. PEMBAHASAN Seks di dalam Alkitab Pada umumnya setiap orang memiliki persepsi atau pandangan yang berbeda-beda mengenai arti dan seks itu sendiri. Tulus Tu‟u menguraikan 3 pandangan yang salah atau negatif terhadap seks, yaitu sebagai berikut 1Seks dianggap sebagai dorongan jasmani saja, artinya dorongan itu bagaikan rasa lapar dan rasa haus. Makan dan minum memang penting, Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 demikian pula soal seks. 2Seks sering dianggap sebagai hal yang kotor dan tabuh. Dengan kata lain bagi kelompok ini, soal seks tidak boleh diotak-atik karena itu banyak keluarga tidak paham mengenai seks.3 Seks dilihat hanya dari aspek kenikmatan saja yaitu memperlakukan seks sebagai alat pemuas nafsu Tu‟u 19989–11. Berdasarkan pemaparan di atas menunjukan bahwa sejatinya manusia tidak dapat dipisahkan terhadap seks, karena seks melekat di dalam manusia. Namun, manusia seringkali salah memaknai seks tersebut. Anggapan tentang seks di atas sudah tentu bertentangan dengan pandangan Alkitab secara benar. Dalam hal ini “Alkitab memang bukan buku pedoman tentang seks, tetapi Alkitab memberikan suatu pengertian yang benar tentang seks. Selain itu Alkitab memberikan informasi tentang siapakah kita sebenarnya, apa arti seksualitas, dan mengapa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan”Richards 198660. Akan tetapi Alkitab tidak memandang bahwa seks merupakan suatu hal yang kotor dan hina terlebih dosa, namun sebaliknya seks adalah sesuatu yang suci dan agung yang bersumber dari Allah dan dianugrahkan kepada manusia. Dalam hal ini harus dipahami bahwa seks dalam perkawinan itu adalah baik dan indah. Seks dalam perkawinan merupakan salah satu pengikat cinta kasih yang sempurna dari anugrah Allah di antara laki-laki dan perempuan suami istri Abineno 201114. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan dengan sempurna dalam soal seks, sebelum kejatuhan manusia dalam dosa. Oleh karena itulah Allah berfirman bahwa “sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Kej 2224; Ef 531. “Pernikahan haruslah antara satu laki-laki dan satu perempuan”Anon 2008. Kaum LGBT dapat beralasan bahwa hasrat seksual muncul dengan sendirinya tanpa ada yang di dalam Alkitab, Allah tidak pernah menciptakan hasrat homoseksual. Selanjutnya, Allah tidak mengatakan bahwa hasrat homoseksual adalah sesuatu yang baik Frame 2008809. Firman Tuhan menjelaskan bahwa kepuasan seksual dibenarkan jika kepuasan seksual itu direalisasikan antara satu laki-laki dan satu perempuan dalam ikatan pernikahan Ibr. 134 Eveline 2019. Dalam Kejadian 11-2a, menekankan hakekat seksualitas adalah baik karena merupakan bagian yang berkesinambungan dari seluruh ciptaan Allah yang dikatakan sungguh amat baik Tolanda 2011137. Nats Alkitab tentang penciptaan menitikberatkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan dan dalam perbedaan seks itu mereka mencerminkan Allah “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” Kejadian 127. Hal mengarah kepada pemahaman bahwa seksualitas tidak hanya tentang sesuatu yang baik, melainkan juga mencitrakan kesucian dan kekudusan Allah Borrong 20062. LGBT dalam Prespektif Alkitab Alkitab adalah firman Allah yang mampu memberikan penerangan kepada setiap orang yang percaya dalam pengambilan sebab itu, dalam mengkaji kebenaran dan yang dikatakan Alkitab tentang LGBT, langkah dasar adalah melakukan penggalian dari Alkitab itu dalam Alkitab, terdapat beberapa yang membahas tentang dosa ini. Jadi, dengan kata lain, dapat dikatakan LGBT sudah ada sejak zaman dahulu. Berikut ini adalah beberapa ayat dalam Alkitab yang dapat memberikan pandangan atau paradigma Kristen tentang LGBT Kisah Sodom dan Gomora Kejadian 195 Mereka berseru kepada Lot "Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka." ITB. Kata “yada” dalam adalah tentanghubungan seksual sesame jenis 41; 198. Dari Kejadian 19, jelaslah bahwa konteks dari cerita tersebut adalah „yada‟ yang dipakai ketika Lot menawarkan anak gadisnya jelas berhubungan erat dengan tindakan seksual dan tidak ada alasan untuk berbeda penafsiran Feinberg and Feinberg 2010314. Dalam Kitab Yehezkiel 1649-50 49 juga dikatakan “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat ini menimbulkan keluh kesah bagi banyak orang, sebab hubungan seksual sejenis ini, merupakan penyimpangan dari kebenaran Firman Allah Lase 201462. Lebih lanjut, dalam Yehezkiel 1647-50 terdapat kata keji yang diterjemahkan „to‟ebah dalam Bahasa Ibrani Deyoung 201532. Kekejian pada ayat 50 adalah sebuah dosa tersendiri yang tidak dapat dipisahkan dari ayat tersebut juga digunakan dalam Imamat 1822 dan 2013 dimana seorang laki-laki bersetubuh dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. homoseksual adalah hubungan seks yang tidak wajar, Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 pengumbaran hawa nafsu yang memalukan, dan tidak mendapat bagian di dalam kerajaan Allah Tolanda and Ronda 2011. Hukum dalam Imamat Imamat 1822; 2013 mengatakan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” ITB Frasa “tidur dengan bersetubuh seperti dengan perempuan” jelas adalah dosa dan kekejian di mata Allah. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa itu hanya seremonial bukan moral. Namun, jika ini tidak dianggap masalah moral, maka dosa pemerkosaan di ayat 6 dan persembahan berhala juga tidak dapat dianggap dosa, karena berada dalam kitab yang mengatur masalah seremonial. Francis Brown juga menterjemahkan kata “bersetubuh” dengan “melakukan hubungan seksual” dalah dosa Brown 1907. Gordon Fee mendaftarkan syarat-syarat untuk teks teks Alkitab yang harus dipandang sebagai masalah budaya atau sebagai sebuah prinsip yang kekal, salah satunya adalah masalah moral adalah hal prinsip yang berlaku sepanjang waktu. Selain itu, jumlah kata te‟obah yang seringkali muncul, yaitu empat puluh tiga kali dalam Kitab Yehezkiel dan enam puluh delapan kali dalam seluruh Kitab Perjanjian Lama sangat berkaitan erat dengan dosa-dosa yang teramat berat Gagnon 2001117–20. LGBT dalam Pandangan Paulus Roma 127 berbunyi “Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” Pemikiran Paulus bermula dari ayat 18 tentang murka Allah terhadap kefasikan manusia. Paulus melanjutkan bahwa kefasikan itu menyebabkan mereka menggantikan Allah dengan gambaran lain alias penyembahan berhala. Kekacauan dalam orientasi hidup menyebabkan kekacauan dalam orientasi perilaku seksual mereka ayat 24-28 dan selanjutnya kekacauan dalam hubungan sosial mereka, yang berakhir dengan pembunuhan 29-31. Dosa penyembahan berhala dapat menyebabkan dosa homoseksualitas. Jadi Paulus tidak semata-mata mengutuk penyembahan berhala, tetapi juga homoseksualitas dan dosa terhadap sesama. Perilaku homoseksual pada hakekatnya adalah dosa, bukan karena siapa yang melakukannya atau apa yang menjadi motivasinya, melainkan karena tindakan tersebut dapat Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 menjadi penggantian yang menindas kebenaran dan berlawanan dengan rancangan Allah yang baik Deyoung 2015 Frasa “yang tak wajar” yang berlawanan dengan nature menggunakan bahasa Yunani para physin yang secara umum dikenakan untuk bentuk-bentuk penyimpangan seksual. Bahkan Kebobrokan moralitas seksual dari kehidupan jemaat Korintus yang amoralitas dan sembarang, masih terjadi sampai era postmodern ini, seperti pelacuran, inses hubungan seksual dengan saudara kandung, dan homoseksual Tampenawas 2020. Larangan Paulus dalam 1 Korintus 69 “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci malakoi, orang pemburit ἀρζενοκοῖηαι ITB. Hays, sebagaimana dikutip oleh Ben Wittherington III, mengatakan bahwa memang benar kata “malakoi” banci digunakan kepada pasangan laki laki muda dalam konteks pelacuran homoseksual I 1995166 Namun, adalah salah jika berdasarkan ayat ini, seseorang menilai bahwa Paulus hanya mengutuk homoseksual dalam konteks pelacuran saja kepada yang lebih muda. Dalam Roma 126-28 membuktikan dengan jelas bahwa Paulus mengutuk hubungan wanita dengan wanita. Artinya, Paulus mengutuk segala jenis homoseksual di dalam semua suratnya. Guenther Haas mengakui bahwa budaya homoseksual demikian memang tren masa Paulus. Paulus juga menyebutkan adanya homoseksual jenis lain yaitu antar wanita di ayat 25. Jadi sebenarnya Paulus memaksudkan homoseksual bukan hanya secara khusus menunjuk pada laki dewasa dengan lelaki lebih muda, tetapi homoseksual secara umum, khususnya di Roma 125- 20. Kemudian, di samping itu dalam ayat I Timotius 110 bagi orang cabul dan pemburit bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat ITB. Kata pemburit ἀρζενοκοίηαι kata dasar andrapodistes mengandung makna “orang yang berbohong dengan laki-laki seperti dengan perempuan, sodomi, homoseksual. Paulus juga menggunakan kata ἀρζενοκοῖηαι yang hampir sama dengan Imamat 1822 dan 203 Haas 2000. Perbandingan antara 1 Kor 69 dan 1 Tim 110 I Kor. 69; μὴ πλανᾶζθε οὔηε πόρνοι οὔηε εἰδλολάηραι οὔηε μοιχοὶ οὔηε μαλακοὶ οὔηε ἀρζενοκοῖηαι BGT I Tim. 110 πόρνοι ἀρζενοκοίηαι ἀνδραποδιζηαῖ ψεύζηαι ἐπιόρκοι, καὶ εἴ ηι ἕηερον ηῇ ὑγιαινούζῃ διδαζκαλίᾳ ἀνηίκειηαι BGT Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Jadi Paulus mengutuk semua jenis homoseksual. Kesamaan kata yang dipakai Paulus dengan Imamat menunjukkan Paulus memaksudkan homoseksual secara umum sebagaimana makna itu terdapat dalam Imamat juga. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa ayat-ayat Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa homoseksualitas merupakan suatu kekejian di mata Allah. Sebagai anak-anak Allah kita hendaknya menolak dan terus memagari gereja kita dengan pengajaran yang tepat dan benar sesuai dengan alkitab. Baik Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru mengatakan pandangan yang sama bahwa homoseksual tidaklah berkenan di mata Allah. Dari ulasan di atas, kondisi konteks saat itu menjadi sangat penting untuk memahami teks Alkitab. Teks tidak dapat dipisahkan dari yang namanya konteks. Karena konteks akan selalu mengikuti arti sebuah teks. Artinya untuk menjawab tantangan persoalan yang ada, hendaknya kembali diuji oleh Alkitab itu sendiri. Implikasi terhadap Paradigma Etika Kristen Etika adalah suatu ilmu yang mendalami tentang baik buruk dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan manusia atau secara sederhana yaitu ilmu tentang perilaku manusia Borrong 2006. Adapun masalah-masalah yang dibahas dalam teori etika lebih mengarah kepada hal praktis yang bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari Geisler and Feinberg 200224. Sedangkan etika Kristen bertitik tolak dari presuposisi-presuposis tentang Allah, serta memandang moral bersumber dari kepercayaan terhadap etika Kristen adalah sebuah pemikiran dan tindakan yang melandaskan seluruh praktek moralnya dari Alkitab. Dari pemaparan di atas, masalah LGBT bukanlah masalah yang kecil,melainkan masalah yang serius. Gereja tidak dapat menutup mata dan hanya berbicara tentang doktrin tanpa mendarat kepada kehidupan praktikal yang berkembang saat ini. Sikap-sikap yang hendaknya diambil oleh gereja sebagai tubuh Kritus dalam hal menyikapi dosa LGBT yaitu sebagai berikut Mengasihi Pribadinya Kaum LGBT merasakan kecemasan yang mendalam oleh karena stigma negatif dari masyarakat Rakhmahappin and Prabowo 2014. Kondisi lain yang dihadapi oleh kaum LGBT adalah terjadinya ketidakseimbangan konsep diri atau memiliki konsep diri yang negative Azizah 2013. Oleh sebab itu, Gereja hendaknya tidak melakukan penolakan terhadap pribadi “orangnya”, melainkan menerima orang-orang tersebut dalam rangka Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 membimbing dan membawanya kepada kebenaran berdasarkan Alkitab. Meskipun Alkitab mengatakan bahwa LGBT merupakan kekejian dan sesuatu yang negatif, gereja harus mampu menjadi agen yang dapat membawanya kembali ke jalan yang benar. Dengan lebih spesifik dapat dikatakan bahwa gereja harus menolak segala bentuk tindakan diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum LGBT Meyer 2012849. Segala tindakan homophobia, lesbophobia, biphobia maupun transphobia harus dihindari oleh gereja. Gereja harus menyadari tugas dari eksistensinya yakni ada untuk manusia yang sesat, tidak peduli bagaimanapun keadaannya, termasuk bagaimana orientrasi seksual mereka Jatmiko 2016. Namun, gereja tidak dapat mentolerir dosa yang hal ini, gereja harus berdiri di atas garis yang tegas bahwa dosa LGBT adalah kekejian di mata tersebut penting ditekankan kepada jemaat yang mengalami dosa LGBT. Melakukan Pembinaan Iman “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup , yang kudus dan yang berkenan kepada Allah itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 121-2.Melalui ayat di atas, gereja harus percaya bahwa terdapat kesempatan untuk setiap orang bertobat dan mengasihi sebab itu gereja perlu melakukan serangkaian pembinaan iman yang terstruktur mulai dari penggalian permasalahan hingga sampai pendalaman Alkitab. Solusi untuk jemaat yang mengalami dosa adalah bertobat dan membangun komitmen yang kuat di hadapan Allah Purba 2016. Bertobat adalah langkah awal sekaligus bentuk penyadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang dilakukannya adalah dosa. Ada dua unsur yang terkandung dalam pertobatan, yaitu dari Allah II dan respon manusia. Dari sisi Allah, Ia menghendaki semua manusia bertobat. Kis. 531,32 ; 1118. Melalui anugrahNya, Allah memberikan kepada manusia kesempatan untuk bersekutu denganNya, sehingga ia dapat bertobat. Dari sisi respon manusia, ia harus mengetahui dan menyadari keadaannya sendiri yang telah berdosa serta akibat dari dosa. Orang yang mengalami dosa LGBT adalah orang yang tidak sempurna dalam menyadari anugerah keselamatan yang Allah berikan melalui Yesus Kristus. Atau sebaliknya, kaum LGBT merasa anugerah yang diberikan Allah secara cuma-cuma tidak mengandung Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 sebuah 226 “iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”Hal ini tidak berarti Allah menuntut angka kekudusan tertentu agar kita diselamatkan, melainkan seseorang dibenarkan hanya oleh karena iman melalui anugerah dalam Kristus Yesus pasti membuat manusia Allah bukanlah anugerah yang murahan. Bonhoeffer berkata, anugerah murahan adalah pemberitaan pengampunan tanpa menuntut pertobatan, baptisan tanpa disiplin gereja, Perjamuan Kudus tanpa pengakuan dosa, pengakuan dosa tanpa pengakuan dosa pribadi Bohoeffer 196947. Di sisi lain, kerja sama antara gereja dan keluarga juga harus berjalan beriringan. Gereja akan mengalami kesulitan juga orang-orang terdekat yaitu keluarga tidak mendukung pembinaan iman. Amsal 226 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”Orang tua perlu memperhatikan tugas dan tanggung jawab untuk mendidik anak ke jalan yang benar, yaitu seturu dengan Firman Tuhan. Orang tua hendaknya tidak bersikap kasar penuh amarah, melainkan penuh dengan kasih membawa anak untuk menaati Firman Tuhan Efs. 64 sebab sejatinya pengajaran yang diberikan berdasarkan fondasi Alkitab akan memberikan pengharapan kepada manusia untuk bangkit dan melawan segala hal yang akan melemahkan iman mereka Arifianto 2020. Terlebih menuntun mereka dengan membawa pada penganalan akan Roh Kudus sebab orang yang dipimpin Roh Kudus akan mengalami pertumbuhan rohani, sehingga ia hidup sesuai dengan kebenaran Allah dan hidupnya menjadi saksiArifianto and sumiwi Rachmani 2020. Mengupayakan Tindakan Preventif Dalam rangka upaya pencegahan, gereja hendaknya melakukan pemuridan terhadap anggota-anggotanya terkhusus para pemuda akan kebenaran Alkitab tentang LGBT. Gereja harus menyatakan dengan tegas bahwa LGBT adalah suatu dosa dan kekejian di mata Allah. Selain dalam bidang rohani, tindakan LGBT juga mampu berpotensi mendatangkan resiko penyakit menular seksual PMS. Homoseksual, khususnya gay memiliki resiko yang tinggi untuk terjangkit HIV/AIDS Laksana and Lestari 2010. Oleh sebab itu Gereja harus mulai memperhatikan dengan penuh kasih kehidupan para pemuda dan pemudinya. Melalui persekutuan pemuda, komunitas sel, komunitas bermain, gereja harus mendampingi pemuda-pemudinya dalam tuntunan Alkitab yang benar. Gereja dapat memunculkan topik-topik yang menarik khususnya terhadap pendidikan seks kepada pemuda-pemudinya yang tidak hanya ditinjau secara teologis, melainkan juga secara kesehatan atau medis. Seksual jangan menjadi Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 hal tabu yang haram untuk disentuh, namun sebaliknya dipelajari dan digunakan dalam kehendak Allah yang benar. REKOMENDASI PENGEMBANGAN PENELITIAN Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi gereja, lembaga pendidikan dan terlebih kepada saran atau kritik dapat diberikan kepada penulis oleh semua pembaca agar dikesempatan selanjutnya penulis dapat lebih lagi dalam mengembangkan kemampuan yang telah diberikan oleh ini masih dapat dikembangkan dengan melihat relevansi penelitian, dengan fakta-fakta di tahun-tahun selanjutnya, oleh orang-orang yang mau menguji atau penulis juga berharap kiranya penelitian ini dapat menjadi referensi dari penulis-penulis berikutnya yang sedang menulis tentang topik-topik seputar pembahasan yang ada pada artikel ini. KESIMPULAN LGBT adalah dosa di mata penggalian Firman Tuhan yang dilakukan, terdapat beberapa ayat yang secara jelas membuktikan bahwa Allah tidak menghendaki dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Alkitab tetap teguh mengecam tindakan demikian, gereja hendaknya tetap hadir dan menyatakan kasih Allah kepada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh gereja adalah mengasihi pribadinya, melakukan pembinaan iman, dan mengupayakan tindakan preventif. Sebagai orang percaya, skeptis terhadap fenomena LGBT bukanlah tindakan yang fenomena ini bagaikan bom waktu yang siap meledak sewaktu-waktu. Masa depan dunia ini akan dilanjutkan oleh generasi penerus yang harus dididik dengan kebenaran Firman Tuhan secara tegas dan mengimplementasikannya dengan penuh kasih dan kelembutan. Firman Tuhan sungguh mulia dan perlu diterapkan dengan sangat baik oleh seluruh orang yang mengaku murid Kristus. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 BIODATA Christian Bayu Prakoso adalah Mahasiswa STBI Semarang, yang banyak membahas tentang etika dalam adalah seorang mahasiswa yang rajin , sehingga kerajinanya dan ketekunan nya dalam mengali ilmu baru bisa di lihat dalam penelitiannya yang sudah di terbitkan. Christian Bayu Prakoso Surel christianbayu Aji Suseno adalah seorang yang banyak menulis artikel teologi, Misiologi dan kepemimpinan Kristen. Dia adalah penulis yang merupakan bagian dari STBI sudah banya yang di terbitkan dan bisa dijadikan bahan referensi dalam menulis buku atau artikel lainya. Aji Suseno Surel ajisuseno Yonatan Alex Arifianto Penulis aktif artikel tentang teologi dan misiologi bagi kekeristenan. Yonatan Alex Arifian sudah aktif menulis sejak tahun 2016 sampai dengan sekarang. Dia adalah seorang yang gigih dan tekun , sehingga kegiihan dan ketekunanya bisa ia nikmati hasilnya sekarang. Sudah ada puluhan jurnal yang diterbitkan. Yonatan Alex Arifianto Surel Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 DAFTAR PUSTAKA Abineno, J. L. ch. 2011. Buku Katekisasi Sidi Nikah Peneguhan Dan Pemberkatanya. Jakarta BPK Gunung Mulia. Anon. Pengakuan Iman Westminster Surabaya Momentum. Arifianto, Yonatan Alex. 2020. “Pentingnya Pendidikan Kristen Dalam Membangun Kerohanian Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19.” REGULA FIDEI Jurnal Pendidikan Agama Kristen 5294–106. Arifianto, Yonatan Alex, and Asih sumiwi Rachmani. 2020. “Peran Roh Kudus Dalam Menuntun Orang Percaya Kepada Seluruh Kebenaran Berdasarkan Yohanes 16 13.” Jurnal Diegesis 311–12. Azizah, Sari Nur. 2013. “Konsep Diri Homoseksual Di Kalangan Mahasiswa Di Kota Semarang Studi Kasus Mahasiswa Homoseksual Di Kawasan Simpang Lima Semarang.” Journal of Non Formal Education and Community Empowerment 2 Nomor 2. Bohoeffer, Dietrich. 1969. The Cost of Discipleship. New York Macmillan. Borrong, Robert P. 2006. Etika Seksual Kontenporer. Bandung INK Media. Brown, Francis. 1907. The Brown-Driver-Briggs Hebrew and English Lexicon, Edisi Elektronik. Oxford Clarendon. Deyoung, Kevin. 2015. Apa Yang Sebenanrnya Alkitab Ajarkan Mengenai Homoseksualitas ? Surabaya Momentum. Eveline, Sjanette. 2019. “Transgender Dalam Perspektif Teologis Alkitabiah.” Kaluteros 1 Nomor 1Teologi dan Pendidikan Agama Kristen. Faizal, Achmad. 2018. “„Pesta Seks Sesama Jenis, 3 Pria Digrebek Polisi Di Surabaya.‟” Feinberg, John S., and Paul D. Feinberg. 2010. Ethics for a Brave New World, Ed. Ke-2. Wheaton Crossway. Frame, John M. 2008. The Doctrine of The Christian Life. Phillipsburg P&R. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Gagnon, A. J. 2001. The Bible and Homosexual Practice Texts and Hermeneutics. Nashville, TN Abingdon. Geisler, Norman L., and Paul D. Feinberg. 2002. Filsafat Dari Prespektif Kristiani. Malang Gandum Mas. Haas, Guenther. “„Hermeneutical Issues In The Use Of The Bible To Justify The Acceptance Of Homosexual Practice.‟” Global Journal of Classical Theology 1. Halim, Suzanna Hilaria. 2017. “Homoseksualitas Masa Kini Suatu Tinjauan Menurut Etika Kristen.” Veritas Jurnal Teologi Dan Pelayanan. Jatmiko, Bakhoh. 2016. “Hakekat Seksualitas Manusia Perspektif Gereja Kristen Nazarene Di Abad 21 Terhadap Praktek LGBT.” Teologi Sanctum Domine 4 Nomor 1Teologi. Koagouw, Miechell Octovy. 2019. “Dunia Geger, Taiwan Negara Asia Pertama Legalkan Pernikahan Sejenis.” Laksana, Agung Saprasetya Dwi, and Diyah Woro Dwi Lestari. 2010. “Fktor-Faktor Risiko Penularan HIV/AIDS Pada Laki-Laki Dengan Orientasi Seks Heteroseksual Dan Homoseksual Di Purwokerto.” Mandala of Health 4 Nomor 2. Lase, Pieter. 2014. Katekisasi Umum Menyimbar Tabir Kebenaran. Malang Gandum Mas. Meyer, Doug. 2012. “An Intersectional Analysis of Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender LGBT People‟s Evaluations of Anti-Queer Violence”. 849– 873.” SAGE JOURNALS 6Gender & Society. PGI. 2016. “Pernyataan Sikap PGI Tentang LGBT.” Purba, Asmat. 2016. “Tinjauan Teologis Terhadap Fenomena Penyimpangan Seksual Lesbian, Gay, Biseksual Dan TransgenderLGBT.” Jurnal TEDC 10 Nomor 2Ilmiah Berkala. Purnama, I. Wayan, and Simon Alexander Tarigan. 2011. “Tinjauan Etika Kristen Terhadap Operasi Transeksual.” Jurnal Jaffray. Rakhmahappin, Yogestri, and Adhyatman Prabowo. 2014. “Kecemasan Sosial Kaum Homoseksual Gay Dan Lesbian.” Ilmiah Psikologi Terapan 2 Nomor 2. Christian Bayu Prakoso, Aji Suseno, Yonatan Alex Arifianto Jurnal Teologi JUTEOLOG Vol. 1 No. 1, December 2020 Richards, Larry. 1986. Berpacaran Sampai Di Mana Batasnya. Jakarta BPK Gunung Mulia. Spencer, Colin. 2011. Sejarah Homoseksualitas Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang, Diterj Oleh Ninik Rochani Sjams, Cetakan Ke-2. Bantul Kreasi Wacana. Subekti, Helen Diana, Endah Triwijati, and Teguh Wijaya Mulya. 2020. “Penerimaan Dan Penolakan Homoseksual Berbasis Pengalaman Pribadi Teologi Kekristenan Dari Sisi Pendetaan Agama Kristen.” KELUWIH Jurnal Sosial Dan Humaniora. Tampenawas, Alfons. 2020. “Problematika Moralitas Seksual Postmodern Menurut Perspektif 1 Korintus 612-20.” PASCA Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen. Tolanda, Yofsan. 2011. “Tinjauan Etika Kristen Terhadap Homoseksualitas.” Jurnal Jaffray 9 Tolanda, Yofsan, and Daniel Ronda. 2011. “Tinjauan Etika Kristen Terhadap Homoseksualitas.” Jurnal Jaffray. Tu‟u, Tulus. 1998. Etika Dan Pendidikan Seksual. Bandung Kalam Hidup. USAID-UNDP. 2014. Hidup Sebagai LGBT Di Asia Laporan Nasional Indonesia. Jakarta USAID-UNDP. Witherington, Ben. 1995. Conflict and Community in Corinth A Socio-Rethorical Commentary on I and II Corinthians. Grand Rapids Eerdmans Publisihing Company. WSJ, Reuters. 2015. “„Mahkamah Agung Amerika Legalkan Pernikahan Sesama Jenis,.‟” KOMPAS. Zaluchu, Sonny Eli. 2020. “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama.” Evangelikal Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat 4128–38. Meilani MeilaniMariajina Soares Andreas FernandoIn today's era, in facing the influence of globalization on remaining delinquency or promiscuity, Christian education in counteracting the culture of promiscuity in adolescents is very influential. the solution to the problem of promiscuity among adolescents by departing from sociological analysis. This paper uses a descriptive qualitative method with a literature study approach by searching for data and information from the Bible. journal books. trusted news articles and articles related to sociological culture in Indonesia from the point of view of Christian education and articles related to the culture of promiscuity among teenagers. The result is that Christian religious education, in its process and function towards social and cultural change, especially among Indonesian teenagers, plays a role in teaching students to build a culture of holy living reflecting on the behavior of the characterof Christ as the right means to counteract the entry and embedding of a culture of promiscuity among the nation’s next generation. AbstrakPada zaman ini, budaya pergaulan bebas semakin merebak luas di kalangan remaja Indonesia, maka Pendidikan agama Kristen harus segera mengambil langkah dalam menangkal budaya pergaulan bebas tersebut sehingga tidak semakin berkembang dan menjadi gaya hidup generasi muda di Indonesia yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa ini. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengupayakan solusi dari permasalahan pergaulan bebas di kalangan remaja dengan berangkat dari mengkaji Pendidikan agama Kristen secara sosiologis. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi pustaka dengan mencari data dan informasi dari alkitab, buku-buku,jurnal, berita tulis terpercaya dan artikel yang berhubungan dengan sosiologis budaya di Indonesia dalam sudut pandang Pendidikan Kristen serta tulisan yang berkenaan dengan budaya pergaulan bebas di kalangan remaja. Hasil dari penelitian ini adalah Pendidikan agama Kristen dalam proses dan fungsinya terhadap perubahan sosial dan kultural khususnya di kalangan remaja Indonesia berperan untuk mengajarkan peserta didik membangun budaya hidup kudus bercermin dari perilaku karakter Kristus sebagai sarana yang tepat untuk menangkal masuk dan tertanamnya budaya pergaulan bebas di kalangan generasi muda penerus Hanum Muhammad SabriThis study aims to contextualize the values of Pancasila and Hadith in responding to the phenomenon of LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender as a human unnaturalness. This article also seeks to reveal how the fundamental differences between Pancasila and Hadith in responding to LGBT as well as our attitude towards LGBT people in the current context. This research is a library research with data analysis techniques using content analysis. The data analysis technique in this research is done by collecting all materials related to LGBT through Google Scholar both in the perspective of Pancasila and Hadith. Then conducted a literature review of the content in depth. The findings are Pancasila and Hadith have the same perspective that LGBT cannot be legalized. Pancasila and Hadith limit freedom of expression and not unlimited freedom. Our attitude towards LGBT people in the context of today is to embrace, rehabilitate, and provide education, not to judge, discriminate, and segregate them. Abstrak Kajian ini bertujuan melakukan kontektualisasi nilai-nilai Pancasila dan Hadis dalam merespon fenomena LGBT Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender sebagai sebuah ketidakwajaran manusia. Artikel ini juga berupaya mengungkapkan bagaimana perbedaan mendasar antara Pancasila dan Hadis dalam merespon LGBT serta sikap kita terhadap kaum LGBT pada konteks kekinian. penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan teknik analisis data menggunakan analisis isi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bahan yang berkaitan dengan LGBT melalui Google Scholar baik dalam perspektif Pancasila maupun Hadis. Kemudian dilakukan telaah kepustakaan terhadap isi secara mendalam. Hasil temuan yakni Pancasila dan HadisKatrina So'langiFibry Jati NugohoYusup Rogo YuonoDaryanto DaryantoThis research discusses Lesbian Gay Bisexual Transgender and pastoral services carried out by the church in helping people to know God's Love. In this study, the author examines pastoral care to deal with lesbian gay bisexual transgender in the Jemaat Kristen Indonesia Oikos Pelangi Kasih church. With descriptive qualitative research method using literature review and field data. Perform well the function guiding, supporting function, healing function, restoring function and maintenance function will really help the lesbian gay bisexual transgender people to experience recovery and know the truth of God’s word. AbstrakPenelitian ini membahas seputar Lesbian, Gay, Bisex, Transgender dan pelayanan pastoral yang dilakukan oleh gereja dalam menolong orang-orang untuk mengalami kasih Tuhan. Pada pene-litian ini, penulis meneliti tentang pelayanan pastoral untuk menangani kaum lesbian, gay, bisex, transgender di Gereja Jemaat Kristen Indonesia Oikos Pelangi Kasih. Dengan metode penelitian kualitatif deskriptif menggunakan kajian pustaka dan data lapangan. Melakukan dengan baik fungsi membimbing, fungsi menopang, fungsi menyembuhkan, fungsi memulikan dan fungsi memelihara akan sangat membantu kaum lesbian gay bisex dan transgender untuk mengalami pemulihan dan mengenalkan kebenaran firman TuhanYulianus BaniPurwisasi YuliAs social beings, women need affection, love and attention. Lesbians are a serious problem in some workplaces where employees have to live in dormitories. The dormitories filled by most women in Batam are inseparable from lesbian behavior. Deviations in the sexual behavior of lesbian women also occur to Christian women. This research uses a literature study with a descriptive qualitative approach to obtain data. Data were obtained using sources such as books and journal articles. First, the discussion and results of this study, the researcher suggests about the basis of pastoral care for deviations in the sexual behavior of lesbian women. The biblical basis is the standard for knowing the truth about sex. Second, an understanding of the purpose of pastoral care for deviant lesbian sex behavior for Christians today. The purpose of pastoral care against lesbian sexual deviation is based on God's love. Third, in collecting data, the authors used open interviews for 6 lesbian women. Finally, the results of this study will conclude that Christians must have strategies that are adapted to the times in serving deviant lesbian sex behavior. Abstrak Sebagai makhluk sosial wanita membutuhkan kasih sayang, cinta dan perhatian. Lesbian menjadi masalah serius di beberapa tempat kerja yang menerapkan karyawan harus tinggal di dormitori. Dormitori yang diisi oleh sebagian besar wanita di Batam tidak terlepas dari perilaku lesbian. Penyimpangan perilaku seks wanita lesbian juga terjadi kepada wanita-wanita Kristen. Dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memperoleh data. Data diperoleh dengan menggunakan sumber-sumber seperti buku dan artikel jurnal. Pembahasan dan hasil penelitian ini pertama, peneliti mengemukakan tentang dasar pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks wanita lesbian. Dasar yang alkitabiah menjadi standar untuk mengetahui kebenaran tentang hubungan seks. Kedua, pemahaman tentang tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian bagi orang Kristen masa kini. Tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian didasarkan kepada kasih Allah. Ketiga, dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan wawancara terbuka bagi 6 orang wanita lesbian. Terakhir hasil penelitian ini akan menyimpulkan bahwa orang Kristen harus memiliki strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam melayani penyimpangan perilaku seks I Totok Dwikoryanto Muner DalimanHana SupartiPaulus Sentot PurwokoA growing church is a church that prioritizes the ministry of children, because children are the next generation of the church. However, there are indications that there are still churches that do not view children's services as important and make them a priority for programs, funding, facilities and infrastructure. Service priority is more for adult services, compared to child services. This indicates that the church does not understand Holistic Ministry based on the Synoptic Gospels. Children's ministry is a very important service and requires adequate human resources support, both in terms of quantity and quality. In fact, there are indications that the Church still suffers from a lack of quality human resources, both in terms of calling and quality in carrying out child services, weak basic vocations, PPA human resources do not understand the development of the current situation so that the approach to fostering children is not appropriate. From the various problems that the researcher described above, the researcher believes that apart from these problems, the background factors of PPA children aged 14-19 years have a role in the implementation of Child Holistic Services based on the Synoptic Gospels. These backgrounds include educational age background, economy, ethnicity, and length of time participating in PPA. For this reason, the researcher wrote a dissertation entitled "Explanatory and Confirmatory Holistic Services based on the Synoptic Gospels among PPA Children aged 14-19 years in the Solo Cluster" to obtain empirical data from these problems and produce implications and suggestions for the development of PPA in the Solo MayastutiFanni MargaretaThis article will discusses the current phenomenon in the world, namely the Covid 19 pandemic, where we are faced with a condition where there is fear and worry about the future. Meanwhile, God’s church should be able to show its existence as God’s redeemed people and ther is no need to be afraid of anything in front of it even thoug it is purpose of this article is to present a bliblical study of Passover celebration which is a journey of the Israelities out of the land of Egypt which has theologial implications regarding the resurrection and the death of the Lord Jesus Christ. This method used is historical anlysis of the Exodus text using an exposition approach and conduct an analysis with regard to context literary Passover event is an event which is an initiative from God to deliver the Israelities from Egypt. The conclusion that finding in this discussion is the momentum of the Easter celebration during the Covid 19 pandemic will increase the unity of heart and faith in the context of the church in SaogoThe Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender LGBT in the past was something deviant, but nowadays it has become a trend that is even considered natural by many people. This of course has a sociological impact. There is a view that says that the behavior of LGBT people is a biological natural behavior, so it needs to be accepted as something that cannot be changed. Some theories agree that LGBT behavior is influenced by environmental, parenting, and economic factors so that there are pros and cons for LGBT people. This study aims to see the sociological influence of the LGBT community by using a literature review. The results of the study show that LGBT is contrary to the truth of God's creation, namely the clear separation of sex, namely male and female. Also, this is contrary to the design of marriage that God built, namely heterosexuality and monogamy. Yonatan Alex ArifiantoAsih Rachmani Endang SumiwiChristian faith recognizes the existence of the Holy Spirit as the divine person promised by Jesus. But not all Christians experience the involvement of the Holy Spirit in their lives. Whereas a person who is led by the Holy Spirit will experience spiritual growth, so that he lives according to God's truth and his life bears witness. This study aims to answer the question, what is the role of the Holy Spirit in the lives of believers in leading to all truth? This research is a library research using descriptive analysis method, with the Bible as the main source and support of reliable literature. The conclusion of this research is, first, the Holy Spirit makes the person he leads free from sin and intimidation from the evil one. Second, the Holy Spirit gives wisdom and understanding to know Jesus and live it at every step of the life journey. Third, the Holy Spirit leads to the whole truth of God, so that the person he guides avoids Hilaria HalimHomoseksualitas kini tidak lagi hanya dipahami sebagai bentuk perilaku melainkan sebagai suatu bentuk orientasi seksual yang muncul di luar kehendak manusia. Implikasinya, homoseksual dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak berdosa. Evaluasi terhadap konsep ini dijelaskan dari sudut pandang biblika dan teologis untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang sulit mengenai keberdosaan homoseksual. Kata-kata kunci Homoseksual, Perilaku, Orientasi, Tanggung Jawab, Dosa English Homosexuality, in this day and age, is not understood as a kind of behavior, but as a sexual orientation that emerges out of human identity and is beyond human will. As a result, people consider homosexuality to be a normal lifestyle and do not perceive of it as sinful behaviour. Evaluations, garnered from both biblical and theological perspectives, are examined to answer the complicated questions related to this topic and conclude that homosexuality is sin. Keywords Homosexuality, Behavior, Orientation, Responsibility, Sin Bakhoh JatmikoCivilization and social structure have dramatically changed in these last several decades. Exponential development of globalization and the growth of technology of communication have transformed values, views and cultures of human civilization nowadays. These are the symptoms of world web wide era; where the local issues can be global discussion in minutes. In one hand, the Church of God should be sensitive to the age changes, does some adaptations and changes to be relevant. In the other hand, the Church of God should not be conformed to this world. Church of the Nazarene as one of the Christian Church denominations in the world is demanded to take the stance to deal with the changes that are happened today especially in LGBT Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender MeyerThe author uses an intersectionality framework to examine how lesbian, gay, bisexual, and transcender LGBT people evaluate the severity of their violent experiences. Previous research focusing on the severity of anti-LGBT violence has given relatively little attention to race, class, and gender as systems of power. In contrast, results from this study, based on 47 semi-structured, in-depth interviews, reveal that Black and Latino/Latina respondents often perceived anti-queer violence as implying that they had negatively represented their racial communities, whereas white respondents typically overlooked the racialized implications of their violent experiences. Furthermore, while lesbians of color emphasized their autonomy and self-sufficiency to challenge this discourse, Black and Latino gay men underscored their emotional and physical strength to undermine perceptions that they were weak for identifying as gay. Results also indicate that LGBT people experience forms of anti-queer violence in different ways depending on their social position, as Black lesbians faced discourse that neither white lesbians nor Black gay men were likely to confront. Thus, these findings suggest that topics primarily associated with homophobia should be examined through an intersectional lens.
Ayatay at Alkitab yang dikutip . yang mendukung LGBT, jelas membuktikan bahw a rumusan itu adalah . rumusan elite PGI, artinya, Perny ataan Pastoral PGI merupakan keberpi-
ArticlePDF Available Abstractp>This paper aims to raise the understanding that “the Bible is anti LGBT”. Hermeneutical examination of the six passages or texts shows that in the Bible there are anti-LGBT texts, but there are also pro-LGBT texts. Then the story of Sodom and Gomorrah, often used as “proof” that the Bible is anti-LGBT, can also be interpreted as opposites. Finally there is a hermeneutical discussion about the relationship of religion and science, culture and human rights, and concrete proposals regarding the pastoral actions of the church against LGBT people. Keywords Hermeneutics, Sola Scriptura Plus, anti-LGBT texts, pro-LGBT texts, religion/theology, science/science, human rights, and restriction.

AyatAlkitab: AYUB 33:14-18 33:14 Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya. 33:15 Dalam mimpi, dalam penglihatan waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila berbaring di atas tempat tidur, 33:16 maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran 33:17 untuk menghalangi manusia dari pada perbuatannya, dan melenyapkan kesombongan

6. Kisah Gundik Lewi Dan orang-orang Benyamin Ayat Alkitab lainnya yang menentang LGBT terdapat dalam kisah tentang gundik orang Lewi dan para lelaki dari suku Benyamin. Kisah ini mirip dengan kisah Sodom dan Gomora. Alkisah, seorang dari suku Lewi beserta pelayan dan gundiknya sedang dalam perjalanan yang jauh sehingga mereka terpaksa bermalam di perjalanan, di wilayah suku Benyamin. Mereka rencananya bermalam di lapangan kota. Dan tidak ada seorang pun dari orang-orang Benyamin itu yang meminta mereka menginap di rumahnya. Lalu datanglah seorang tua dari suku Yehuda, seorang perantau di tengah-tengah suku Benyamin. Maka ia dengan ramah meminta ketiga orang tersebut orang Lewi, pelayannya serta gundiknya bermalam di rumahnya. “Tetapi sementara mereka menggembirakan hatinya, datanglah orang-orang kota itu, orang-orang dursila, mengepung rumah itu. Mereka menggedor-gedor pintu sambil berkata kepada orang tua, pemilik rumah itu Bawalah ke luar orang yang datang ke rumahmu itu, supaya kami pakai dia.” Sama seperti dalam kisah Sodom dan Gomora, kata “pakai” dalam ayat di atas berasal dari kata Ibrani, “yada” yang berarti hubungan seksual. Jadi para lelaki suku Benyamin itu ingin menyodomi orang Lewi itu. Dan sama seperti Lot, tuan rumah menghalangi mereka, malahan ia ingin memberi anaknya perempuan kepada mereka demi mempertahankan tamunya tersebut. Tetapi orang-orang Benyamin itu tidak mau. Akhirnya gundik orang Lewi tersebut diberikan kepada mereka untuk diperkosa, lalu mereka memerkosanya sampai mati! Hal ini diberitahukan oleh orang Lewi tersebut kepada seluruh orang Israel, sehingga orang Israel dari berbagai suku memerangi suku Benyamin sehingga suku Benyamin itu hampir musnah. Dalam peperangan ini, suku-suku Israel tersebut meminta petunjuk Tuhan dan Tuhan menjawab mereka, yang berarti Tuhan setuju untuk memerangi orang Benyamin itu. Itu artinya Tuhan menghukum dosa orang Benyamin itu melalui orang Israel. Dosa orang Benyamin, sehingga Tuhan hokum dengan berat, adalah karena mencoba memperkosa tamu laki-laki seorang Yehuda walau gagal, seperti kisah Sodom serta memperkosa gundik orang Lewi itu hingga mati Hakim-hakim 1914-29. 7. Peringatan Rasul Paulus Kepada Jemaat Roma Ayat Alkitab selanjutnya yang menentang LGBT atau praktek homoseksual dan lesbian terdapat dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Rasul Paulus menulis, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.” Roma 126-27 Dalam ayat-ayat ini rasul Paulus menjelaskan tentang hubungan laki-laki dengan laki-laki serta perempuan dengan perempuan. Hal ini mungkin bisa juga dikategorikan sebagai biseksual, sebab mereka sudah punya pasangan hetero lawan jenis, namun mereka juga punya pasangan sesama jenis. Rasul Paulus menyebut hal ini sebagai akibat dosa pemberontakan manusia terhadap Tuhan. Jadi karena mereka tidak taat kepada Tuhan maka Tuhan menyerahkan mereka pada hawa nafsu yang memalukan, yakni cinta kepada sesama jenis Roma 118-25. 8. Peringatan Rasul Paulus kepada Jemaat Korintus Ayat Alkitab berikutnya yang menentang LGBT adalah peringatan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. Rasul Paulus menulis, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” 1 Korintus 69-10 Kata Yunani untuk kata “banci” dalam ayat di atas adalah malakoi, sedangkan kata Yunani untuk “orang pemburit” arsenokoitai. Kedua kata tersebut mengacu pada praktek homoseksual. Pada zaman rasul Paulus, banci biasanya adalah para budak dari orang-orang kaya yang melakukan hubungan seksual dengan tuan-tuan mereka. Sedangkan orang pemburit adalah para pemburit bakti di kuil-kuil dewa-dewa Yunani seperti yang terdapat pada kuil-kuil dewa-dewa Kanaan. Jelaslah, di sini rasul Paulus mengecam para homoseksual. Rasul Paulus menyebut orang-orang semacam ini sebagai orang-orang yang tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Allah sorga. 9. Peringatan Rasul Paulus Kepada Timotius Ayat Alkitab lainnya yang menentang LGBT atau homoseksual terdapat dalam surat rasul Paulus kepada Timotius, anak rohani Paulus yang menggembalakan jemaat di kota Efesus. Rasul Paulus menulis, “Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat.” 1 Timotius 18-10 Kata “pemburit” dalam ayat di atas berasal dari kata Yunani, arsenokoitais, dari akar kata yang sama dengan yang digunakan Paulus dalam 1 Korintus 69, seperti telah dikutip di atas. Rasul Paulus berkata bahwa hukum Taurat itu adalah baik untuk para pendosa, seperti kaum homoseksual, untuk menyadarkan mereka akan dosa mereka. Tetapi hukum Taurat bukan untuk orang benar, karena tidak bisa menyelamatkan. Di sini homoseksual dikategorikan rasul Paulus sebagai dosa seperti halnya dosa membunuh, menculik, berdusta, dan sebagainya, yang jelas bertentangan dengan “ajaran sehat” atau firman Tuhan. 10. Peringatan Rasul Yudas Ayat Alkitab terakhir yang menentang LGBT terdapat dalam surat rasul Yudas. Rasul Yudas menulis, “… sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Yudas 17 Ini merupakan ayat tentang para guru palsu. Di sini Yudas menyinggung hukuman Sodom dan Gomora, yang telah melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar sehingga menerima hukuman dalam siksaan api kekal, bukan hanya siksaan di bumi ini hujan belerang dan api dari sorga. Ayat ini tidak dengan spesifik menyatakan bahwa dosa Sodom dan Gomora adalah dosa homoseksual. Namun demikian, karena ayat ini adalah kutipan atas peristiwa Sodom, seperti yang telah disebut di atas poin 1, maka dapatlah dikatakan bahwa dosa Sodom dan Gomora adalah dosa homoseksual. Jadi jelas ayat ini adalah peringatan terhadap bahaya homoseks sebagaimana dipraktekkan oleh orang-orang Sodom dan Gomora sehingga mereka Tuhan hukum, bahkan akan mendapat hukuman kekal di neraka. Rasul Yudas berkata bahwa hukuman atas dosa homoseksual Sodom dan Gomora merupakan “peringatan kepada semua orang.” Itulah 10 ayat Alkitab yang menolak LGBT. Tetapi perlu kita ketahui juga bahwa sekalipun Alkitab dengan tegas menolak LGBT, bukan berarti kita bebas menghakimi para anggota LGBT ini, apalagi menghukumnya melalui gereja atau negara. Kita hanya bisa mendoakan dan menyadarkan mereka saja, di luar itu bukan lagi urusan kita, tetapi tanggung jawab mereka pribadi dengan Tuhan. Jika artikel ini memberkati Anda, jangan lupa untuk membagikannya kepada rekan-rekan jejaring sosial Anda facebook, twitter, google plus, whatsapp, dll melalui tombol share yang tersedia pada artikel ini. Anda juga dapat memberikan tanggapan, komentar, saran atau pertanyaan seputar artikel ini pada kolom komentar yang tersedia di bawah. Tetapi semua komentar harus dimoderasi terlebih dahulu, dan hanya komentar yang memenuhi syarat yang akan dipublikasikan. Silakan juga bergabung dengan Fans Page Facebook Rubrik Kristen dengan cara mengklik “Like” atau “Sukai” pada Fans Page Facebook Rubrik Kristen di situs ini, sehingga Anda selalu mendapat info artikel-artikel terbaru dari situs ini. Terima kasih. GBU. Pages 1 2 fQBQ.
  • 4aeosfixku.pages.dev/342
  • 4aeosfixku.pages.dev/100
  • 4aeosfixku.pages.dev/19
  • 4aeosfixku.pages.dev/358
  • 4aeosfixku.pages.dev/233
  • 4aeosfixku.pages.dev/391
  • 4aeosfixku.pages.dev/146
  • 4aeosfixku.pages.dev/302
  • 4aeosfixku.pages.dev/327
  • ayat alkitab yang mendukung lgbt